Sabtu, 13 Februari 2010

Laporan ST season 2

TARI KECAK dan SANGHYANG
TARI KECAK
Setelah dari Tanah Lot kami pun sempat mampir di Joger untuk berbelanja. Setelah dari Joger kami langsung menuju tempat pertunjukan Tai Kecak dan Sanghyang.
Tari Kecaka adalah tari Bali yang unik. Kecak tidak diiringi dengan alat musik/gamelan apapu, tetapi ia diiringi dengan paduan suara sekitar 100 orang pria. Ia berasal dari jenis tari Saklar ”Sanghyang”. Pada tari Sanghyang seseorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan. Denagn menggunakan si penari sebagai media penghubung para Dewa atau Leluhur dapat menyampaikan sabdanya. Pada tahun 1930-an mulialah disisipkan cerita Epos Ramayana kedalam tari tersabut. Secara singkat ceritanya adalah sebagi berikut:
Karana akal jahat Dewi Keyayi (ibu tiri) Sri Rama, Putra Mahkota yang syah dari kerajaan Ayodya, diasingkan dari istana ayahandanya Sang Rabu Dasarata. Dengan ditemani adik laki-lakinya serta istrinya yang setia Sri Rama pergi ke hutan Dandaka. Pada saat mereka berada dihutan, mereka diketahui oleh Prabu Dasamuka (Rahwana) seorang raja yang lalim, dan Rahwanapun terpikat oleh kecantikan Dewi Sita. Ia lalu membuat upaya untuk menculik Sita, dan ia dibantu oleh patihnya, Marica. Denagn kesaktiannya raksasa Marica menjelma menjadi seekor kijang emas yang cantik dan lincah. Dengan demikian maka merakapun berhasil memisahkan Sita dari rama dan Laksaman. Rahwana menggunakan kesempatan iniuntuk menculik Dewi Sita dan membawanya ke Alengka Pura. Dengan mengadakan tiupan ini maka Rama dan Laksaman berusaha menolong Sita dari cengkraman raya yang kejam itu. Atas bantuan bala tentara kera dibawah panglima Sugriwa maka mereka berhasil mengalahkan bala raksana Rahwana yang dipimpin oleh Megana, putranya sendiri. Akhirnya Rama berhasil merebut kembali istrinya dengan selamat.
TARI SANGHYANG DEDARI
Tari Sanghyang Dedari muncul dari adanya fungsi religius. Untuk tetap menjaga keamanan dan kemakmuran desa. Tari ini dipertunjukan untuk mengusir rah-roh jahat, yang mengganggu penduduk desa, dalam wujud wabah atau kematian.
Dijelaskan bahwa Sanghyang Dedari, adalah tarian ritual dengan kepercayaan bahwa ada saat-saat tertentu turut menemui umatnya dan ia memasuki tubuh si penari. Sanghyang adalah sebutan yang berati ”Suci”.
Dedari artinya malaikat. Tari ini dipentaskan oleh dua orang gadis mungil dibawah umur, karena keperawanan berarti kesucian. Tri Sang Hyang dimana para penarinya kesurupan sebelum menari, dipentas dipura dan diiringi dengan iringan-iringan menuju tempat yang ditentukan. Diiringi tembang kidung suara pria dan wanita, para penari mulai melirik-lirik bebas seperti gemulai tarian legong. Sangat ajaib, bahwa gerak mereka selalu sama, walaupun mereka menari dengan mata tertutup selama pertunjukan. Begitu kidung terhenti, gadis cilik tersebut terhempas dan kemudian segera digotong dan segera dibebaskan dari pengaruh kesyrypan oleh pemangku, setelah memercik mereka dengan air suci.
TARI SANGHYANG JARAN
Ditarikan oleh seorang laki-laki kesurupan, yang berjingkrak-jingkrak seperti tingkah laku seorang kuda. Ia menari diatas bara api yang terbuat dari sabut kelapa. Jika kidung Sanghyang menuntunkannya ke api, maka iapun akan menari di atas api.
Setelah pertunjukan ini selesai, kamipun langsung menuju ke hotel untuk cek in. Ini kali pertamanya kami menginjakkan kaki di hotel selama perjalanan. Di hotel adalah saatnya kami untuk memanjakan diri sejenak. Dimana kami bisa membaringkan badan yang lelah di atas kasur yang empuk.
KARANG KURNIA
Kini malam pun berganti pagi. Saat kami untuk melanjutkan perjalanan yaitu ketempat-tempat wisata yang ingin kami kunjungi. Untuk mengawali perjalanan hari ini kami pergi ke Karang Kurnia. Karang Kurnia adalah pasar grosir yang menjual berbagai macam barang dengan harga pas. Di tempat ini para guru dan muruid berbelanja denagn sepuas hati dengan diberi waktu selama satu jam.
Begitu terburu-burunya kami. Sampai-sampai ada salah satu cerita yang lucu sekali tetapi mengharukan. Karena sangking asyiknya berbelanja salah satu guru kami kehilangan dompetnya. Sampai-sampai ia bingung bagaimana cara membayar belanjaan yang telah susah payah ia pilih untuk dijadikan oleh-oleh untuk sanak saudara yang berada di rumah. Untungnya disana ada salah satu guru kami yang bersedia untuk membantunya. Dengan senang hati ia meminjamkan uang untuk membayar belanjaannya. Akhirnya perasaan guru kami yang kehilangan dompetnya mulai merasa tenang, walaupun dalam hati ia masih tertekan.
PASAR SUKOWATI
Setelah kami meninggalakan Karang Kurnia kami sempat mengunjungi Kintamani (Bed Cover). Dari Kintamani pun kami langsung menuju Pasar Sukowati. Pasar Sukowati adalah pasar tradisional yang terdapat di Bali. Disini kami dapat melakun tawar-menawar dengan sesuka hati. Haraga barang-barang di pasar ini relatif lebih murah dibandingkan di tempat-tempat yang lain. Akan tetapi di pasar ini ada kebiasaan yang tidak mengenakkan. Dimana pedagang akan marah bila pembeli sudah menawar tidak menjadi beli yang sudah ditawar. Sungguh aneh. Seharusnya pedagang tidak melakukan hal seperti itu, karena pembeli itu adalah raja.
TANJUNG BENOA
Setelah kami beranjak dari Pasar Sukowati, kami menuju Tanjung Benoa. Tanjung Benoa adalah pantai yang pertamakali kami kunjungi di Bali. Pantainya sungguh indah. Di pantai ini ada berbagai macam permainan yang disediakan antara lain banana boat, parraseling, skiy boat, menyeberang Pulau Penyu dan masih banyak yang lainnya. Salah satu permainan yang kami pilih adalah menyeberang Pulau Penyu.


GARUDA WISNU KENCANA
Kami pun beranjak dari Tanjung Benoa menuju Garuda Wisnu Kencana. Garuda Wisnu Kencana sama seperti Tanah Lot, yaitu salah satu tempat yang dianggap suci bagi masyarakat sekitar Bali. Mengapa Garuda Wisnu Kencana dianggap suci? Karena di dalam Garuda Wisnu Kencana terdapat air yang mengalir yang dipercaya airnya sangat mujarab untuk menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Maka dari itu bagi wanita yang sedang mensturasi dan menyusui anak tidak diperkenan untuk masuk ke arena yang dianggap suci.


PANTAI KUTA
Untuk menutup hari ini, kami menuju Pantai Kuta untuk melihat Sunset yang ada di sana. Tapi cuaca sedang tidak mendukung, sesampainya kami disana kami disambut dengan sedikit mendung dan perlahan hujan turun walau hanya gerimis. Selain itu keadaan Pantai Kuta sedang tidak bagus. Banyak bangkai-bangkai ikan yang berserakkan di sekitar pinggir pantai yang menimbulkan bau yang tidak sedap dan sedikit merusak pemandangan.
Tapi dengan keadaan seperti itu tidak mengurangi minat para pengunjung untuk mengunjungi Pantai Kuta. Hari itu Pantai Kuta begitu ramai sekali. Sampai-sampai saat kami ingin pulang kami harus menunggu mobil yang akan mengangkut kami denagn waktu yang lama. Karena kami dikejar-kejar dengan waktu, jadi tidak mungkin kalo kami akan menunggu mobil sampai kosong. Terpaksa kami harus berjejal-jejalan untuk naik mobil. Sampai-sampai kapasitas mobil telah melampaui batas. Pada saat-saat ini lah tanagn-tangan usil beraksi. Dua teman kami mengalami kehilangan barang berharganya pada saat bersesak-sesakan ini. Sungguh malang sekali nasib mereka.


SANGGEH
Hari ini kami harus cek out dari hotel, karena kami akan menuju Yogya. Sebelum ke Yogya kami sempat mampir ke Sanggeh. Sanggeh adalah hutan yang berisi monyet-monyet yang sudah jinak. Disana kami tidak boleh menggonakan barang-barang yang menarik perhatian si monyet. Sini perempuan yang sedang mentsturasi juga tidak diperkenan untuk masuk. Karena disini juga ada bangunan yang dianggap suci.
Sayang sekali disini akmi tidak bisa mengabadikan foto-foto. Karena takut mengundang perhatian si monyet.
BEDUGUL
Tempat wisata yang terakhir kami kunjungi di Bali adalah Bedugul. Pemandangannya sungguh indah sekali, udaranya sejuk sekali. Dari semua tempata yang kami kunjugi, tempat yang paling berkesan adalah Bedugul ini. Karena disana sungguh nyaman sekali. Perasaan kagum tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Tapi, jalan menuju Bedugul sungguh heboh. Jalan berkolok-kelok dengan tikungan yang sangat tajam sekali.
Sangat tidak beruntung sekali kami pada saat itu. Saat kami ingin meninggalkan Bedugul langit yang tadinya cerah kini berubah menjadi gelap dan air hujan pun turun perlahan-lahan. Jalan yang menikung tajam ditambah licin membuat kami was-was malalui tikungan itu satu persatu.


YOGYAKARTA
KRATON
Kami pun meninggalkan Pulau Dewata dan Menuju Yogya. Di Yogya tempat yang kami tuju adalah Pusat Batik, Pusat Oleh-Oleh, Kraton, dan Malioboro. Di Kraton kami diberi tahu bagai mana adat-istiadat keluarga Kraton. Sayangnya saat sang gait menerangkan hal itu kami tidak mendengarkan semuanya dengan seutuhnya karena pengeras suaranya tidak dapat mengalahkan suara pengunjung yang ramai.

BANDUNG

BANDUNG
Ketika tiba di Bandung waktu sudah cukup malam. Sehingga waktu yang teburu-buru itu tidak di sambut dengan baik. Selain sudah malam cuaca juga tidak mendukung hujan turun dengan begitu derasnya. Sehingga kami di Bandung tidak bisa melakukan apa-apa. Kami hanya mumpang lewat saja disana.



TAMAT..

Laporan ST

MAGELANG

AKADEMI MILITER
(AKMIL)

Setibanya kami di pulau Jawa kami langsung menuju Magelang. Tujuan wisata kami di Megelang adalah Museum Abdul Djalil. Museun Abdul Djalil merupakan museum milik Angkatan Militer (AKMIL). Museum tersebut merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda. Didalam museum itu banyak sekali pealatan-peralatan yang dipergunakan oleh Angkatan Militer untuk melindungi Indonesia. Mulai dari pakian yang dikenakan hingga senjata-senjata yang digunakan terdapt disana semua.
Selain Museum ternyata di daerah yang sama terdapat komplek Angkatan Militer disana adalah tempat tinggal para anggota angkatan militer yang sedang mengenyam pendidikan angkatan militer. Komplek itu juga merupakn peninggalan Belanda. Di area komplek itu terdapat kolam renang, lapangan latihan, dan ruangan setiap mata pelajaran berbeda-beda letaknya. Komplek itu begitu luas. Tempatnya begitu sejuk karena disana banyak terdapat pepohonan-pepohonan yang rindang.
Meskipun bangunannya terlihat sudah tua sekali tetapi keadaan itu tidak mengurangi keindahan komplek itu. Komplek itu begitu bersih dan nyaman sekali tak terlihatan sampah-sampah yang berserakan.


BOROBUDUR

1. Lokasi Candi Borobudur
Setelah dari AKMIL perjalanan pun dilanjutka ke tempat wisata yang merupakan salah satu keajaiban dunia yang merupakan warisan budaya dunia nomor 592 keajaiban dunia yaitu Cadi Borobudur. Candi Borobudur didirikan diatas sebuah bukit pada ketinggian 265,40 m diatas permukaan laut auat berada kurang lebih 15 m diatas daratan disekitarnya.
Candi Borobudur terletak di desa Borrobudu, kecamatan Borobudu,kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah, kurang lebih 41 km dari Yogyakarta, kurang lebih 80 km dari kota Semarang ibu kota jawa Tengah. Candi Borobudur juga dikelilingi oleh pegunungan Menoreh disisi selatan, Gunung Merapi (2411 m) dan Gunung Merbabu (3142 m) disisi timur, serta Gunung Sumbing (2271 m) dan Gunung Sindoro (3135 m) disisi barat laut. Disebelah timur Candi Borobudur juga terdapat sungai Progo dan Sungai Elo.
Lokasi yang demikian mirip sekali dengan Pegoda Angkor di Kamboja, yang sama-sama merupakan tempat suci bagi umat Budha.

2. Fungsi Candi Borobudur
Fungsi Candi Borobudur hampir sama dengan fungsi candi pada umumnya, yaitu :
1. Tempat menyimpan relik atau disebut Dhatugarba.
Relik tersebut antara lain benda suci, pakaian, tulang atau abu dari budha, arwah para
biksu yang tersohor atau terkemuka.
2. Tempat sembahyang atau beribadat umat Budha.
3. Merupakan lambang suci bagi uamt budha, cermin nilai-nilai tertinggi agama budha
dan mengandung rasa rendah hati yang didasari penciptanya sedalam-dalamnya.
4. Tanda peringatan dan penghormatan sang Budha.

3. Arti atau Makna Candi Borobudur
Arti atau makna Candi Borobudur secara filosofis adalah merupakan lambang dari alam semesta atau dunia cosmos. Menurut ajaran Budha, alam semesta di bagi menjadi tiga unsur atau dhatu dalam bahasa sangsekerta, ketiga bahasa itu meliputi:
1. Unsur nafsu, hasrat, atau Kamadhatu.
2. Unsur wujud, rupa, bentuk atau rupadhatu.
3. Unsur tak berwujud, tanpa rupa, tak berbentuk, atau Arupadhatu.
BANGUNAN CANDI BOROBUDUR
1. Arsitektur Bangunan
Candi Borobudur didirikan pada sebuah bukit seluas kurang lebih 7,8 ha pada ketinggian 265.40 m diatas permukaan laut atau berada kurang lebih 15m diatas bukit sekitarnya. Untuk menyesuaikan dengan profil candi yang akan dibangun, bukit diurug dengan ketebalan pervariasi antara 0,5 m – 8,50 m. Bentang candi yang diurug dari dinding yang terluar adalah 121,70m x 121,40m dengan tinggi bangunan yantg mesih tersisa 35,40 m dari tanah halaman.
Denah candi menyerupai bujur sangkar dengan 36 sudut pada dinding teras 1, 2 & 3 tersusun dari batuandesit dengan sistem dry masonry (tanpa perekat) diperkirakan mencapai 55.000 m3 atau 2.000.000 blok batu. Untuk memperkuat konstruksi dipergunakan sambungan batu tipe ekor burung ke arah horizontal, sedang untuk arah vertikal denagn sistem getakan.
Pada masing-masing tingkat dan setiap penjuru mata angin terdapat pintu gerbang atau tangga. Pintu utama ada disebelah timur. Bentuk arsitektur Candi Borobudur yang sekarang, diperkirakan mengalami perubahan konsep dasar. Pentahapan yang diperkirakan Dumarcay diakibatkan candi mengalami beberapa kali kelongsoran sehingga harua mengulang pekerjaan pembangunan.
Menurut HEONIG yang dikutip oleh Bernet Kempers, rancangan semula dari candi borobudur adalah candi yang mempunyai 4 pintu diatas suatu undag-undag 9 tingkat, bentuk ini banyak ditemui di Kamboja.
Menurut H. PARMANTIER yang dikutip Bernet Kempers (1970:104) menyebutkan bahwa pada rencana semula Candi Borobudur akam mempunyai stupa yang sangat besar sekali, yang diletakkan pada bagian yang sekarang ditempati banyak stupa. Perkiraan ini dapat dilihat dari sia susunan batu pada tangga dinding teras kurang lebih sisi barat dan utara yang akan merupakan dasar dari sebuah stupa besar dengan diameter 51 m (dapat dibayangkan sebagai gambaran dasar stupa pusat yang sekarang ada adalah 16,15 m dan tinggi yang tersisa 12,78 m).
Sedangkan menurut Sutterheim dalam bukunya ”Tjandi Borobudur, Naam Vorm en Beteekens”, 1929 yang dikutip Purnama Atmadi menyebutkan hasil perubahannya, bentuknya sesuai keterangan dalam buku kitab Jawa Kuno ”Sang Hyang Kamahayanikam” yang menguraikan filsafat agama budha, dikatakan bahwa bangunan Candi Borobudur adalah ”Stupa Prasada” suatu bangunan gabungan dari stupa pada bagian atas dan piramida yang mempunyai undag-undag. Dikatakan pula bahwa seluruh stupa prasada dapat dibagi dalam 3 bagian dimana pembagian ini dapat pula menyatakan perbedaan dari :
1. Dunia nafsu, hasrat, yang disebut Kamadhatu.
2. Dunia wujud, rupa, bentuk yang disebut Rupadhatu.
3. Dunia tanpa bentuk, tanpa wujud, tanpa rupa disebut Arupadhatu.
Dengan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa menurut sutterhiem bentuk semula yang dipunyai Candi Borobudur adalah sama denagn bentuk ysng dipunyai sekarang.
Menurut W.O.J.Nieuwenkamp yang dikutip Ph. Soebroto beranggapan bahwa bentuk Candi Boprobudur pada dasarnya merupakan bentuk bunga Padma (Lotus). Maka apa yang tergambar pada tingkatan Kamadhatu dan Rupadhatu dapat disamakan dengan kelopak-kelopak daun bunagnya, sedang tingkat Arupadatu tempat stupa itu berda dianggap sama dengan petik sarinya.
Lotus adalah tepat kelahiran Budha, sehingga bentuk stupa dapat dimaknai, stupa bagian bawah tempat bersemayam Budha, sedangkan stupa bagian atas menggambarkan Budha itu sendiri. Dengan kata lain bentuk stupa secara utuh menggambarkan Budha yang duduk diatas kelopak-kelopak daun bunga lotus (W.Onieuwenkampt, 1931).
Dari uraian telaah diatas yang didasarkan pada tehnik bangunan dan filosofis dapat disimpulkan bahwa pada awalnya bentuk Candi Borobudur mendekati sepeti yang dipikirkan oleh H. Parmentier, namun karena kesulitan tehnik yang tidak dapat dihindari maka ada perubahan konsep. Demikian juga hipotenusa penutup relief Karmawibangga (dasar kaki candi) dengan konstruksi dinding undag dan selaras sejumlah 12.750 m3 lebih didasarkan pada alasan tehnik, untuk memperkuat/ menahan beban batu ditingkat atasnya.

Dari aspek seni banguanan ada 2 bentuk seni arsitektur yang dipadikan yaitu :
1. Hindu Jawa Kuno
Yaitu adanya Punden berundak, relief maupun Budha yang sedang bermeditasi.
2. India
Yaitu adanya stupa, Budha dan lantai yang dundar.

2. Susunan Bangunan
Bangunan Candi Borobudur berbentuk limas berundak dan apabila dilihat dari atas merupakan suatu bujur sangkar. Tidak ada ruangan diaman orang bisa masuk, melainkan hanya bisa naik sampai terasnya.
Secara keseluruhan bangunan Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat atau lantai yang masing-masing tingkat mempunyai maksud tersendiri. Sebagai sebuah bangunan, Candi Borobudur dapat dibagi dalam tiga bagian yang terdiri dari kaki atau bagian bawah, tubuh atau bagian pusat dan puncak. Pembagian menjadi tiga tersebut sesuai benar dengan tiga lambang atau tingkat dalam susunan ajaran Budha yaitu Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu yang masing-masing mempunyai pengertian.

Kamadhatu
Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat/nafsu. Dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat/nafsu dan bahkan dikuasai oleh hasrat dan kemauan atau nafsu. Dalam dunia ini digambarkan pada relief yang terdapat di kaki candi asli dimana relief tersebut menggambarkan adegan dari kitab Karmawibangga yaitu naskah yang mengggambarkan ajaran sebab akibat, serta perbuatan yang baik dan jahat.
Deretan relief ini tidak tampak seluruhnya karena tertutup aleh dasar candi yang lebar. Hanya disisi tenggara tampak relief yang terbuka bagi pengunjung.

Rupadhatu
Sama dengan dunia antara atau dunia rupa, bentuk, wujud. Dalam dunia ini manusia telah meninggalkan segala hasrat, nafsu tapi masih terikat pada nama dan rup, wujud, bentuk. Bagian ini terdapat pada tingkat 1-5 yang berbentuk bujur sangkar.


Arupadhatu
Sama dengan alan atas atau dunia tanpa rupa, wujud, bentuk. Pada tingkat ini manusia telah bebas sama sekali dan telah memutuskan untuk selama-lamanya segala ikatan kepada dunia fana. Pada tingkatan ini tidak ada rupa. Bagian ini terdapat pada teras bundar I, II, dan III beserta setupa induknya.
Uraian bangunan secara teknis dapatlah dirinci sebagai berikut :
• Lebar dasar Candi Borobudur : 123 m (lebar = panjang, karena
bujursangkar)
• Tinggi bangunan : 35,4 m setelah restorasi
: 42 m sebelum restorasi
• Jumlah batu : 55.000 m3 (2.000.000 blok batu)
• Jumlah stupa : 1 stupa induk
: 72 stupa berterawang
• Stupa induk dengan garis tengah : 9.9 m
• Tinggi stupa sampai bagian bawah : 7 m
• Jumlah bidang relief : 1.460 bidang (+/- 2,5 – 3 km)
• Jumlah patung Budha : 504 buah
• Tinggi patung Budha : 1,5 m

3. Patung Budha
Candi Borobudur tidak hanya diperindah dengan relief cerita dan relief hias, tetapi juga patung0patung yang sangat tinggi nilainya. Namun tidak semua patung dalam keadan utuh, banyak yang tanpa kepala atau tangan (300 buah) dan 43 hilang. Hal ini disebabkan oleh bencana alam dan tangan jahil atau pencurian sebelum candi Borobudur diadaka renovasi (sebelum tahun 1973).
Patung-patung tersebut menggambarkan Dhyani Budha yang terdapat pada bagian Ruphadatu dan Aruphadatu. Patung0patung Budha di candi borobudur berjumlah 504 buah yang ditempatkan di relung-relung yang tersusun berjajar pada sisi pagar langkan dan pada teras bundar (Arupadhatu).
Patung budha ditingkatkan Rupadhatu ditempatkan dalam relief yang tersusun berjajar pada sisi luar pagar langkan. Sedangkan patung-patung ditingkat Arupadhatu ditempatkan dalam susunan patung selengkapnya adalah:
ditingkat Rupadhatu :
• Langkah Pertama : 104 Patung Budha
• Langkah Kedua : 10 Patung Budha
• Langkah Ketiga : 88 Patung Budha
• Langkah Keempat : 72 Patung Budha
• Langkah Kelima : 64 Patung Budha
Jumlah Seluruhnya : 432 Patung Budha

Tingkat Arupadhatu
• Teras Bundar Pertama : 32 Patung Budha
• Teras Bundar Kedua : 24 Patung Budha
• Teras Bundar Ketiga : 16 Patung Budha
Jumlah Seluruhnya : 72 Patung Budha
Apabila kita melihat sekilas patung budha itu nampak serupa semuanya, tatepi sesungguhnya ada juga perbedaan-perbedaannya. Perbedaan yang sangat jelas adalah sikap tangan atau yang disebut mudra yang merupakan khas untuk setiap patung.
Sikap kedua belah tangan budha atau mudra dalam bahasa sangsekerta, memiliki arti perlambangan yang khas. Ada 6 jenis yang bermakna sedalam-dalamnya. Namun demikian karena macam mudra yang dimiliki oleh patung-patung yang menghadap semua arah bagian Rupadhatu (lingkar V) maupun di bagian Arupadhatu pada umumnya menggambarkan maksud yang sama, maka jumlah mudra yang pokok ada 5.
Kelima mudra itu adalah :
a. Bhumisparca – Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap tangan sedang menyentuh tanah. Tangan kiri terbuka dan menengadah di pangkuan, sedangkan tangan kanan menempel pada lutut kanan dengan jari-jarinya menunjuk kebawah.
Sikap tangan ini melambangkan saat sang budha memanggil Dewi Bumi sebagai saksi ketika ia mengkis serangan iblis mara. Mudra ini adalah kahs bagi Dhyani Budha Aksobhya yang bersemayam di timur.
Patung ini menghadap ke timur langkan I – IV mudra ini tanda khusus bagi Dhyani Budha Aksobhya sebagai penguasa timur.

b. Abhaya Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap tangan sedang menenangkan dan menyatakan ”jangan khawatir”. Tanagn kiri terbuka dam menengadah di pangkuan, sedangkan tangan kanan diangkat sedikit diatas lutut kanan dengan telapak tangan menghadap kemuka.
Pating ini menghadap ke utara langkan I – IV dan merupakan tanda khusus bagi Dhyani Budha Amogasidha yang berkuasa di utara.

c. Dhyani Mudra
Mudra ini menggambarkan sikap samadi. Kedua tangan diletakkan dipangkuan, yang kanan diatas yang kiri dengan telapaknya menengadah dan kedua jempolnya saling bertemu. Patung ini menghadap ke barat di langkan I – IV dan merupakan tanda khusus bagi Dhyani Budha Amitabha yang menjadi penguasa daerah barat.

D. Wara Mudra
Mudra ini melambangkan pemberian amal. Sepintas sikap tangan ini nampak serupa dengan Bhumisparca – Mudra tetapi telapak tangan yang kanan menghadap keatas sedangkan jari-jarinya terletak dilutut kanan. Dengan mudra ini dapat dikenali Dhyani Budha Sambawa yang beertahta di selatan. Letak patung ini di langkan I – IV menghadap ke selatan.

e. Dharmacakra Mudra
Mudra ini melambangkan gerak memutar roda dharma. Kedua tangan dinagkat sampai ke depan dada, yang kiri di bawah yang kanan. Tangan dikiri itu menghadap ke atas, dengan jari manisnya. Sikap tangan demikian memang serupa benar dengan gerak memutar sebuah roda.
Mudra ini menjdi ciri khas bagi Dhyani Budha Wairocana yang daerah kekuasaannya terletak dipusat.
Khusus di Candi Borobudur, Wairocana ini juga digambarkan dengan sikap tangan yang disebut Witarka Mudra atau sikap tangan sedang menguraikan sesuatu, tangan kiri terbuka diatas pangkuan, dan tangan kanan sedikit terangkat diats lutut kanan dengan telapaknya menghadap kemuka dan jari telunjuknya menyentuh ibu jari. Patung ini terletak di relung langkap V dan diters Budha I, II, III.
Disamping patung Budha yang berjumlah 504 buah masih ada satu patung Budha yang menghebohkan. Konon menurut cerita, Hartman pada tahun 1842 berkunjung ke candi Borobudur dan menemukan sebuah patung didalm stupa induk. Cerita itu kemudian menyebar dari mulut kemulut sampai akhirnya dimasukkan kedalam laporan tertulis tahun 1953.
Namun Hartman sendiri tidak pernah menulis sesuatu tentang laporan tentang kegiatannya di cndi Borobudur. Oleh Van Erp patung itu sengaja tidak dikemabalikan ketempat ia menemukan, oleh karena tidaka da bukti yang meyakinkan mengenai tempat asal yang sebenarnya. Patung itu kemudian diletakkan dibawah pohin kenari bisebelah barat laut candi. Patung tersebut ternyata banyak kekurangannya, raut mukanya jelek sekali, lengan yang satunya lebih pendek dari lengan yang lain, jari tangannya tidak lengkap dan lipatan jubahnya tidak halus pahatannya. Patung itu rupanya belum selesai pembuatannya.
Kini patung tersebut disimpan di museum Karmawibangga Candi Borobudur setelah pemugaran candi Borobudur yang ke-2.
Disamping patung Budha, dari setiap pintu candi Borobudur juga dijaga arca singa, secara keseluruhan arca singa ada 32 buah.

4. Kunto Bimo
Kunto Bimo terletak pada tingkat arypadhatu lantai petama sebelah kanan dari tangga pintu timur. Konon menurut cerita, dahulu ada seorang raja yang ingin bertemu dengan seorang ksatria. Kemudian Sang Raja menyentuh Kunto Bimi, selanjutnya Raja tersebut dapat menemukan Ksatria dimaksud beberapa menit kemudian. Dari cerita tersebut kemudian sebagian masyarakat mempercayai patung tersebut bertuah, dapat mengabulkan keinginan setiap peziarah apabila dapat menyentuh Kunto Bimo. Namun semuanya dikembalikan kepada keyakinan kita.

5. Stupa
Stupa terdapat dua macam yaitu stupa indik dan stupa berlubang.


Stupa Induk :
Stupa induk brukuran lebih besar dari stupa-stupa yang lain terletak dipuncak sebagi mahkota dari seluruh monumen bangunan Candi Borobudur . Stupa induk ini mempunyai garis tengah 9,90 m dan tinggi stupa sampai bagian bawah pinakel 7 m.
Diatas puncak dahulunya diberi payung (chatra) bertingkat tiga (sekarang tidak ada lagi). Stupa induk ini tertutup rapat, sehingga orang tidak bisa melihat bagian dalamnya. Didalamnya terdapat ruang yang sekarang tidak berisi.

Stupa Berlubang :
Stupa berlubang atau berterawang adalah stupa yang terdapat pada teras bundar I, II, III dimana didalamnya ada 72 buah yang terinci menjadi :
• Teras Bundar Pertama : 32 Stupa Berlubang
• Teras Bundar Kedua : 24 Stupa Berlubang
• Teras Bundar Ketiga : 16 Stupa Berlubang
Jumlah Seluruhnya : 72 Stupa Berlubang
Disamping stupa induk dan stupa berlubang masih ada stupa-stupa kecil yang bentuknya sama dengan stupa yang lain, hanya saja stupa ini seolah-olah merupak hiasan dari seluruh bangunan yang ada. Stupa-stupa kecil ini menempati puncak dari relung-relung pada langkah II sampai langkah V, sedangkan langkah I sebagai berupa keben dan sebagai berupa stupa kecil yang jumlahnya 1472 buah.

6. Relief
Candi Borobudur tidak saja menunjukkan kemegahan arsitekturnya tetapi juga mempunyai relief yang sangat menarik. Relief cerita yang dipatahkan pada candi itu sangat lengkap dan panjang yang tidak pernah ditemui ditempat lain di dunia bahkan India sekalipun.
Bidang relief seluruhnya ada 1460 panel yang jika diukur memnjang mencapai 2.500 m. Sedangkan jenis reliefnya ada 2 macam yaitu :
• Relief Cerita, yang menggambarkan cerita dari suatu teks dan naskah.
• Relief Hiasan, yang hanya merupak hiasan pengisi bidang.


Agar dapat menyimak ceritera dalam relief secara berurutan dianjurjan
memasuki candi melalui pintu sebelah timur dan pada tiap tingkatan berputar ke kiri dan meninggalkan candi di sebelah kanan. Relief cerita pada Candi Borobudur menggambarkan beberapa cerita yaitu :
1. Karma Wibangga, terdiri dari 160 panel, dipahatkan pada kaki tertutup.
2. Lalita Wistara, terdiri dari 120 panel, dipahatkan pada dinding lorong 1 bagian atas.
3. Jakat dan Awadana, terdiri 720 panel, dipahatkan pada lorong 1 bagian bawah, balustrade lorong 1 atas dan bawah, dan balustrade II.
4. Gandawyuda, terdiri 460 panel, dipahtkan pada dinding lorong II dan Lorong III, balustrade III dan IV serta bhadraceri dinding lorong IV.


BALI

Setelah meninggalkan tempat wisata Candi Borobudur, kami pun melanjudkan perjalanan menuju Pulau Dewata. Untuk menuju Pulau Dewata kami harus menyebrang lautan. Kami pun menyebrang dari Ketapang-Gilimanuk. Tapi penyebrangan Ketapang-Gilimanuk berbeda halnya dengan kita menyebrang dari Bakauheni-Merak. Bila di Ketapang-Gilimanuk para penumpang harus turun dari kendaraan pada saat kendaraan ingin dimasukkan kedalam kapal sedangkan di Bakauheni-Merak tidak seperti itu. Mengapa demikian? Karena kapal Veri yang digunakan di Ketapang-Gilimanuk lebih kecil dibandingkan dengan kapal yang ada di Bakauheni-Merak. Selain itu lama penyebrangan pun tidak selama apabila kita menyebrang Bakauheni-Merak.

TANAH LOT
Setibanya di Pulau Dewata kami langsung menuju Tanah Lot. Tanah Lot adalah pantai yang indah dan disana pun terdapat bangunan-bangunan suci bagi umat Hindu. Maka dari itu bagi wanita yang sedang mengalami mentsturasi tidak diperkenankan untuk masuk pada tempat sucinya.
Sungguh menabjubkan bentangan pantainya begitu indah. Mungkin hal itu yang menyebabkan banyak turis yang datang. Selain itu bangunan-bangunan sucinya begitu megah. Pantas saja banyak sekali yang mengabadikan foto ditempat wisata ini. Kami pun tak ingin kalah dengan para turis.

BERSAMBUNG..

Inikah Yang Disebut Jatuh Cinta??

Yaallah..
Mengapa aku jadi aneh seperti ini??
Mengapa aku tak suka ketika melihat ia bersama orang lain??
Mengapa aku jeles saat ia bercerita tentang seseorang..
Apakah ini yang disebut JATUH CINTA??

Sungguh aku tak sanggup saat ia bersama orang lain..
Sungguh aku tak bisa menahan rasa ini..
Dan akupun tak bisa menolak rasa ini..
Karena ini adalah anugrah..

Yaallah bantulah aku yang baru saja beranjak dewasa ini..
Janagan biarkan aku jatuh kedalam lubang yang dalam, yang bisa membuaat hidupku menjadi pudar..
Bantulah aku agar aku bisa melewatinya sehinnga hidupku menjadi berwarna..

Untuk seseorang yang aku kagumi..
Ayolah..
Berilah sinyal positif kepada ku..
Jangan buat aku kecewa dan patah hati..
Karena ini dalah PERTAMA kalinya aku jatuh cinta..
(orang yang aku kagumi tidak mengetahui bahwa aku mengaguminya. Bisa dibilang keadaanku saat ini adalah PENGAGUM RAHASIA hanya Allah,, LULI,, dan NANDA beserta malaikat yang selalu disampingnya yang mengetahui siapa yang aku kagumi).

Sahabat Sejati

Sahabat sejati adalah sahabat dalam DUKA..
Bukan keadaan saat BAHAGIA saja..

Pada saat kita DUKA ia akan datang menghampiri dengan senyum manisnya..
Ia akan selalu memberi semangat untuk kita..
Bukan untuk mentertawakan dan menjauh akan kekurangan kita..

SAHABAT SEJATI..
Selalu bisa menerima akan kekurangan yang kita miliki..
Ia tidak pernah resah dan malu akan kekurangan yang dimiliki oleh temannya..


Kini...
Aku telah menemukan siapakah sahabat sejatiku..!
Pada saat orang2 menjauh dan memojokkan aku..
Hanya mereka yang percaya bahwa aku tak seperti yang orang-orang katakan..

Saat aku MENANGIS..
Mereka mencoba untuk menghapus air mataku denagn kata-kata mutiara yang mereka miliki dan memberi semangat kepadaku..
Bahwa didunia ini bukan hanya dia..
Diluar sana masih banyak orang yang mengharapkan kehadiran ku..
Begitulah kata-kata yang terucap dari mulut mereka untuk memberi semangat kepada ku..

Saat aku BERSEDIH..
Mereka datang menghampiriku untuk menghiburku..
Dengan sekuat tenaga mereka berusaha agar senyum manisku dapat terlahir..

Saat aku BAHAGIA..
Merekapun bahgia sama seperti apa yang aku rasakan..

SAHABAT SEJATI tidak iri dengan apa yang dimiliki oleh temannya..
SAHABAT SEJATI tidak menyimpan dendam dengan temannya..
SAHABAT SEJATI akan selalu saat suka maupun duka..
SAHABAT SEJATI akan selalu setia..
SAHABAT SEJATI tak kan hilang ditelan oleh waktu..

Yaallah..
Aku bersyukur sekali kini Engkau telah membukakan mataku..
Bahwa siapakah yang benar-benar menjadi sahabat sejatiku..
Aku akan janji..
Akan ku jaga sahabat sejati yang telah kau berikan ini..
Dan aku berterikasih juga kau telah memberi cobaan yang membuat mata ku terbuka dari hal-hal yang menggelapkan pandangan ku selama ini..
Dengan cobaan yang Kau berikan..
Hidupku menjadi lebih berwarna..!

Puisi..

Tragedi Palestina

Aku, aku sungguh tak sanggup
Tak sanggup ku memejamkan mata
Tak sanggup ku terlelap dalam malam
Karena rasa takut selalu menghantuiku

Sesaat ku mendengar dentum bom berjatuhan
Sesaat ku merasakan butir – butir timah panas
Sesaat nyawaku seperti terbang melayang
Sesaat tubuhku terasa panas
Tetapi ku coba untuk tetap bertahan dan berharap

Meski kini, tak ada lagi canda tawa
Tak ada lagi kehangatan
Walau yang ada hanyalah jerit tangis
Air mata yang mengalir
Serta luka yang belum mengering
Tapi aku tetap di sini, di Palestina-ku tercinta

Tuhan...
Aku merasa takut sekali
Melihat segalanya begitu nyata
Tubuhku pun ikut bergetar
Seraya pertanda hatiku yang terasa perih
Perih menyaksikan tubuh – tubuh yang terbujur kaku

Palestina-ku yang damai dan tentram
Kini berubah menjadi tempat yang mengerikan
Palestina-ku sudah menjadi sebuah kuburan massal
Kuburan bagi orang – orang tercinta

Tuhan...
Ku mohon berikan kami cahaya terang-Mu
Tuhan...
Ku mohon tunjukkan mukjizat-Mu
Tuhan...
Ku mohon raihlah doa kami
Tuhan...
Selamatkanlah negeri ku tercinta, Palestina

Senin, 08 Februari 2010

Tugas IPS "Taragedi Nasional"

TRAGEDI NASIONAL PERISTIWA MADIUN PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, DAN KONFLIK-KONFLIK INTERNAL LAINNYA

Pasca Proklamasi Kemerdekaan, perjuangan bangsa Indonesia belum selesai dan sangat berat. Mengapa? Sebab menghadapi dua musuh dalam perjuangan. Di satu sisi harus berjuang mem-pertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan NICA. Sementara disisi lain harus menghadapi tindakan makar dari gerakan separatis. Mereka menikam dari belakang, di saat bangsa membutuhkan kekuatan untuk mempertahankan kemerdekaan. Tindakan makar itu tidak bisa dibiarkan, harus ditumpas. Berkat kesigapan TNI yang didukung rakyat, akhirnya pemberontakan dapat ditumpas. Agar kalian lebih jelas, ikutilah pembahasan berikut ini!
A. Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948

Membahas tentang pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin tahun 1948. Mengapa kabinet Amir jatuh? Jatuhnya kabinet Amir disebabkan oleh kegagalannya dalam Perundingan Renville yang sangat merugikan Indonesia. Untuk merebut kembali kedudukannya,pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) Untuk memperkuat basis massa, FDR membentuk organisasi kaum petani dan buruh. Selain itu dengan memancing bentrokan dengan menghasut buruh. Puncaknya ketika terjadi pemogokan di pabrik karung Delanggu (Jawa Tengah) pada tanggal 5 Juli 1959. Pada tanggal 11 Agustus 1948, Musso tiba dari Moskow. Amir dan FDR segera bergabung dengan Musso. Untuk memperkuat organisasi, maka disusunlah doktrin bagi PKI. Doktrin itu bernama Jalan Baru. PKI banyak melakukan kekacauan, terutama di Surakarta.

Oleh PKI daerah Surakarta dijadikan daerah kacau (wildwest). Sementara Madiun dijadikan basis gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI dapat merebut tempat-tempat penting di Madiun. Untuk menumpas pemberontakan PKI, pemerintah melancarkan operasi militer. Dalam hal ini peran Divisi Siliwangi cukup besar. Di samping itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk mengerahkan pasukannya menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Dengan dukungan rakyat di berbagai tempat, pada tanggal 30 September 1948, kota Madiun berhasil direbut kembali oleh tentara Republik. Pada akhirnya tokoh-tokoh PKI seperti Aidit dan Lukman melarikan diri ke Cina dan Vietnam. Sementara itu, tanggal 31 Oktober 1948 Musso tewas ditembak. Sekitar 300 orang ditangkap oleh pasukan Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948 di daerah Purwodadi, Jawa Tengah.
Dengan ditumpasnya pemberontakan PKI di Madiun, maka selamatlah bangsa dan negara Indonesia dari rongrongan dan ancaman kaum komunis yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Penumpasan pemberontakan PKI dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, tanpa bantuan apa pun dan dari siapa pun. Dalam kondisi bangsa yang begitu sulit itu, ternyata RI sanggup menumpas pemberontakan yang relatif besar oleh golongan komunis dalam waktu singkat.

B. Pemberontakan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII)
1. DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat
Berdasarkan Perundingan Renville, kekuatan militer Republik Indonesia harus meninggalkan wilayah Jawa Barat yang dikuasai Belanda. TNI harus mengungsi ke daerah Jawa Tengah yang dikuasai Republik Indonesia. Tidak semua komponen bangsa menaati isi Perjanjian Renville yang dirasakan sangat merugikan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah S.M. Kartosuwiryo beserta para pendukungnya. Pada tanggal 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Tentara dan pendukungnya disebut Tentara Islam Indonesia (TII). Gerakan Darul Islam yang didirikan oleh Kartosuwiryo mempunyai pengaruh yang cukup luas. Pengaruhnya sampai ke Aceh yang dipimpin Daud Beureueh, Jawa Tengah (Brebes, Tegal) yang dipimpin Amir Fatah dan Kyai Somolangu (Kebumen), Kalimantan Selatan dipimpin Ibnu Hajar, dan Sulawesi Selatan dengan tokohnya Kahar Muzakar. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 12.1 berikut.



C. Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), Andi Azis, dan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pada masa pemerintahan RIS, muncul pemberontakan-pemberontakan yang mengguncang stabilitas politik dalam negeri. Pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), pemberontakan Andi Azis, dan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS). Lihat tabel 12.2 berikut.



D. Konflik onflik Internal Hubungan Pemerintah Pusat – Daerah dan Dampaknya terhadap Munculnya Pergolakan dan Pemberontakan Daerah
Sejak pemerintahan kabinet Ali II, muncul berbagai masalah mengenai hubungan pusat dan daerah. Beberapa masalah yang timbul yaitu sebagai berikut:
1. Sikap tidak senang terhadap pemerintah pusat, terutama di Sumatra dan Sulawesi. Mereka merasa tidak puas dengan alokasi biaya pembangunan yang diterima dari pusat.
2. Terjadinya krisis kepercayaan terhadap pemerintah pusat. Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah sekitar tahun 1957 memang tidak harmonis. Ketidakharmonisan ini terlihat dengan munculnya berbagai pergolakan di daerah. Di samping itu ada beberapa daerah yang berusaha melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan yang berusaha lepas dari NKRI disebut gerakan sparatis. Beberapa contoh gerakan yang menentang pemerintah pusat misalnya, Dewan Banteng, Dewan Gajah, dan Dewan Garuda, yang kemudian berkembang menjadi PRRI/Permesta.
1. Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
Munculnya pemberontakan PRRI diawali dari ketidakharmonisan hubungan pemerintah daerah dan pusat. Daerah kecewa terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah seperti berikut.

a. Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
b. Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.
c. Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
d. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.
Tanggal 10 Februari 1958 Ahmad Husein menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dalam waktu 5 x 24 jam, dan menyerahkan mandatnya kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas ditolak pemerintah pusat. Setelah menerima ultimatum, maka pemerintah bertindak tegas dengan memecat secara tidak hormat Ahmad Hussein, Simbolon, Zulkifli Lubis, dan Dahlan Djambek yang memimpin gerakan sparatis. Langkah berikutnya tanggal 12 Februari 1958 KSAD A.H. Nasution membekukan Kodam Sumatra Tengah dan selanjutnya menempatkan langsung di bawah KSAD.
Pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Sebagai perdana menterinya adalah Mr. Syafruddin Prawiranegara. Agar semakin tidak membahayakan negara, pemerintah melancarkan operasi militer untuk menumpas PRRI. Berikut ini operasi militer tersebut.
a. Operasi 17 Agustus dipimpin Kolonel
Ahmad Yani untuk wilayah Sumatra Tengah. Selain untuk menghancurkan kaum sparatis, operasi ini juga dimaksudkan untuk mencegah agar gerakan tidak meluas, serta mencegah turut campurnya kekuatan asing.
b. Operasi Tegas dipimpin Letkol Kaharudin Nasution. Tugasnya mengamankan Riau, dengan pertimbangan mengamankan instalasi minyak asing di daerah tersebut dan mencegah campur tangan asing dengan dalih menyelamatkan negara dan miliknya.
c. Operasi Saptamarga untuk mengamankan daerah Sumatra Utara yang dipimpin Brigjen Djatikusumo.
d. Operasi Sadar dipimpin Letkol Dr. Ibnu Sutowo untuk mengamankan daerah Sumatra Selatan.
Akhirnya pimpinan PRRI menyerah satu per satu. Misalnya Ahmad Hussein tanggal 29 Mei 1961 melaporkan diri beserta pasukannya, dan diikuti yang lain. Dengan demikian pemberontakan PRRI dapat dipadamkan.
2. Pemberontakan Permesta
Proklamasi PRRI ternyata mendapat dukungan dari Indonesia bagian Timur. Tanggal 17 Februari 1958 Somba memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat dan mendukung PRRI. Gerakannya dikenal dengan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Gerakan ini jelas melawan pemerintah pusat dan menentang tentara sehingga harus ditumpas. Untuk menumpas gerakan Permesta, pemerintah melancarkan operasi militer beberapa kali. Berikut ini operasi-operasi militer tersebut.
a. Komando operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.
b. Operasi Saptamarga I dipimpin Letkol Sumarsono, menumpas Permesta di Sulawesi Utara bagian Tengah.
c. Operasi Saptamarga II dipimpin Letkol Agus Prasmono dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan.
d. Operasi Saptamarga III dipimpin Letkol Magenda dengan sasaran kepulauan sebelah Utara Manado.
e. Operasi Saptamarga IV dipimpin Letkol Rukminto Hendraningrat, menumpas Permesta di Sulawesi Utara.
f. Operasi Mena I dipimpin Letkol Pieters dengan sasaran Jailolo.
g. Operasi Mena II dipimpin Letkol Hunholz untuk merebut lapangan udara Morotai.
Ternyata Gerakan Permesta mendapat dukungan asing, terbukti dengan ditembak jatuhnya pesawat yang dikemudikan oleh Alan Pope warga negara Amerika Serikat tanggal 18 Mei 1958 di atas Ambon. Meskipun demikian, pemberontakan Permesta dapat dilumpuhkan sekitar bulan Agustus 1958, walaupun sisa-sisanya masih ada sampai tahun 1961.
E. Peristiwa Tragedi Nasional G 30 S/PKI Tahun 1965
1. Kondisi Politik Menjelang G 30 S/PKI

Doktrin Nasakom yang dikembangkan oleh Presiden Soekarno memberi keleluasaan PKI untuk memperluas pengaruh. Usaha PKI untuk mencari pengaruh didukung oleh kondisi ekonomi bangsa yang semakin memprihatinkan. Dengan adanya nasakomisasi tersebut, PKI menjadi salah satu kekuatan yang penting pada masa Demokrasi Terpimpin bersama Presiden Soekarno dan Angkatan Darat. Pada akhir tahun 1963, PKI melancarkan sebuah gerakan yang disebut “aksi sepihak”. Para petani dan buruh, dibantu para kader PKI, mengambil alih tanah penduduk, melakukan aksi demonstrasi dan pemogokan. Untuk melancarkan kudeta, maka PKI membentuk Biro Khusus yang diketuai oleh Syam Kamaruzaman. Biro Khusus tersebut mempunyai tugas-tugas berikut.
a. Menyebarluaskan pengaruh dan ideologi PKI ke dalam tubuh ABRI.
b. Mengusahakan agar setiap anggota ABRI yang telah bersedia menjadi anggota PKI dan telah disumpah dapat membina anggota ABRI lainnya.
c. Mendata dan mencatat para anggota ABRI yang telah dibina atau menjadi pengikut PKI agar sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk kepentingannya.
Memasuki tahun 1965 pertentangan antara PKI dengan Angkatan Darat semakin meningkat. D.N. Aidit sebagai pemimpin PKI beserta Biro Khususnya, mulai meletakkan siasat-siasat untuk melawan komando puncak AD. Berikut ini siasat-siasat yang ditempuh oleh Biro Khusus PKI.
a. Memojokkan dan mencemarkan komando AD dengan tuduhan terlibat dalam persekongkolan (konspirasi) menentang RI, karena bekerja sama dengan Inggris dan Amerika Serikat.
b. Menuduh komando puncak AD telah membentuk “Dewan Jenderal” yang tujuannya menggulingkan Presiden Soekarno.
c. Mengorganisir perwira militer yang tidak mendukung adanya “Dewan Jenderal”.
d. Mengisolir komando AD dari angkatan-angkatan lain.
e. Mengusulkan kepada pemerintah agar membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari para buruh dan petani yang dipersenjatai.
Ketegangan politik antara PKI dan TNI AD mencapai puncaknya setelah tanggal 30 September 1965 dini hari, atau awal tanggal 1 Oktober 1965. Pada saat itu terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira Angkatan Darat.
2. Seputar Penculikan Para Jenderal AD, Usaha Kudeta, dan Operasi Penumpasan
Peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira AD, kemudian dikenal Gerakan 30 S/PKI. Secara rinci para pimpinan TNI yang menjadi korban PKI ada 10 orang, yaitu 8 orang di Jakarta dan 2 orang di Yogyakarta. Mereka diangkat sebagai Pahlawan Revolusi.

Berikut ini para korban keganasan PKI.
a. Di Jakarta
1) Letjen Ahmad Yani, Men/Pangad.
2) Mayjen S.Parman, Asisten I Men/Pangad.
3) Mayjen R. Suprapto, Deputi II Men/Pangad.
4) Mayjen Haryono, M.T, Deputi III Men/Pangad.
5) Brigjen D.I. Panjaitan, Asisten IV Men/Pangad.
6) Brigjen Sutoyo S, Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral TNI AD.
7) Lettu Piere Andreas Tendean, Ajudan Menko Hankam/ Kepala Staf Angkatan Bersenjata.
8) Brigadir Polisi Karel Sasuit Tubun, Pengawal rumah Wakil P.M. II Dr. J. Leimena.
b. Di Yogyakarta
1) Kolonel Katamso D, Komandan Korem 072 Yogyakarta.
2) Letnan Kolonel Sugiyono M., Kepala Staf Korem 072 Yogyakarta.

Jenderal Nasution berhasil meloloskan diri. Akan tetapi putrinya Ade Irma Suryani tertembak yang akhirnya meninggal tanggal 6 Oktober 1965, dan salah satu ajudannya ditangkap. Ajudan Nasution (Lettu Pierre A. Tendean), mayat tiga jenderal, dan tiga jenderal lainnya yang masih hidup dibawa menuju Halim. Di Halim, para jenderal yang masih hidup dibunuh secara kejam. Sejumlah anggota Gerwani dan Pemuda Rakyat terlibat dalam aksi pembunuhan tersebut. Ketujuh mayat kemudian dimasukkan dalam sebuah sumur yang sudah tidak dipakai lagi di Lubang Buaya. Untuk mengenang peristiwa yang mengerikan tersebut, di Lubang Buaya dibangun Monumen Pancasila Sakti. Peristiwa pembunuhan juga terjadi di daerah Yogyakarta. Komandan Korem 072 Yogyakarta Kolonel Katamso dan Kepala Stafnya Letkol Sugiyono diculik dan dibunuh oleh kaum pemberontak di Desa Kentungan. Pagi hari sekitar jam 07.00 WIB Letkol Untung berpidato di RRI Jakarta. Dalam pidatonya, Letkol Untung mengatakan bahwa “Gerakan 30 September” adalah suatu kelompok militer yang telah bertindak untuk melindungi Presiden Soekarno dari kudeta. Kudeta itu direncanakan oleh suatu dewan yang terdiri atas jenderal-jenderal Jakarta yang korup yang menikmati penghasilan tinggi dan menjadi kaki tangan CIA (Agen Rahasia Amerika). Setelah mendengar pidato Letkol Untung di RRI, timbul kebingungan di dalam masyarakat. Presiden Soekarno berangkat menuju Halim. Presiden mengeluarkan perintah agar seluruh rakyat Indonesia tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan, serta menjaga persatuan. Diumumkan pula bahwa pimpinan Angkatan Darat untuk sementara waktu berada langsung di tangan presiden sebagai Panglima Tertinggi ABRI. Selain itu melaksanakan tugas seharihari ditunjuk Mayjen Pranoto. Namun, di saat yang sama, tanpa sepengetahuan presiden Mayjen Soeharto mengangkat dirinya sebagai pimpinan AD.
3. Penumpasan G 30 S/PKI
Pada tanggal 2 Oktober 1965 Presiden Soekarno memanggil semua panglima angkatan ke Istana Bogor. Dalam pertemuan tersebut Presiden Soekarno mengemukakan masalah penyelesaian peristiwa G 30 S/PKI. Dalam rangka penjelasan G 30 S/PKI, presiden menetapkan kebijaksanaan berikut.
a. Penyelesaian aspek politik akan diselesaikan sendiri oleh presiden.
b. Penyelesaian aspek militer dan administratif diserahkan kepada Mayjen Pranoto
c. Penyelesaian militer teknis, keamanan, dan ketertiban diserahkan kepada Mayjen Soeharto
Berikut ini penumpasan G 30 S/PKI dari aspek militer. Lihat tabel 12.3

4. Dampak Sosial Politik dari Peristiwa G 30 S/PKI
Berikut ini dampak sosial politik dari G 30 S/PKI.
a. Secara politik telah lahir peta kekuatan politik baru yaitu tentara AD.
b. Sampai bulan Desember 1965 PKI telah hancur sebagai kekuatan politik di Indonesia.
c. Kekuasaan dan pamor politik Presiden Soekarno memudar.
d. Secara sosial telah terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang PKI atau”dianggap PKI”, yang tidak semuanya melalui proses pengadilan dengan jumlah yang relatif banyak.